16. Membangun Sukses
dari Hal yang Kita Sukai
Alkisah ada seorang
anak muda yang sangat menyukai boneka hingga ia belajar bagaimana menjadi ahli
pembuat boneka. Sayangnya, anak muda ini sangat kikuk, dan guru serta
murid-murid lainnya selalu berkata bahwa dia tidak punya kemampuan untuk
membuat boneka, dan bahwa dia tidak akan pernah berhasil.
Meski
demikian, anak muda ini tetap bisa menikmati sehingga ia tak henti-hentinya
melatih diri agar berkembang. Walau sudah bekerja keras, mereka akan selalu
menemukan kesalahan pada boneka-boneka buatan anak muda ini, dan akhirnya
mereka pun mengeluarkan si anak muda dari pelatihan itu.
Tapi
anak muda itu tidak menyerah begitu saja. Ia memutuskan sejak saat itu akan menghabiskan
seluruh waktunya membuat satu jenis boneka. Dan setiap kali menemukan
kekurangan pada bonekanya, ia akan membuangnya dan memulai lagi dari awal.
Tahun demi tahun pun berlalu, dan dengan setiap percobaan baru, bonekanya
menjadi sedikit lebih baik. Kini, bonekanya jauh lebih baik dari hasil karya
teman-temannya. Meski begitu, si anak muda ini tetap melakukan perbaikan,
mencari “kesempurnaan”. Hidup seperti itu membuat anak muda ini kurang mampu
mampu mencari nafkah, dan banyak orang menertawakan kondisinya yang miskin.
Ketika
usianya sudah semakin tua, karya bonekanya sangatlah indah. Begitu bagusnya
hingga suatu hari setelah berpuluh-puluh tahun bekerja, ia menyelesaikan satu
boneka, dan berkata, “Saya tidak melihat ada yang kurang. Kali ini hasilnya
sempurna.” Dan, untuk pertama kalinya dari sekian tahun lamanya, alih-alih
membuang boneka ini, ia malah menaruhnya di atas rak. Ia benar-benar merasa
puas dan bahagia.
Dan
sisa ceritanya menjadi sejarah.
Boneka
yang sempurna itu menjadi hidup, mengalami ribuan petualangan, dan memberikan
pria tua yang bernama Geppetto itu kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada
yang didapat pembuat boneka lainnya yang terkenal dari hasil-hasil karyanya.
No comments:
Post a Comment