15. Menyelesaikan
Masalah
Ketika kita ditimpa
musibah, bencana, atau keadaan yang sulit, banyak dari kita yang meratapi nasib
dan menyalahkan Tuhan.
Kenapa
harus saya yang mengalami ini? Kenapa bukan orang lain saja? Apa salah saya
hingga Tuhan membiarkan saya mengalami musibah ini? Bagaimana bisa melanjutkan
hidup dalam keadaan seperti ini? Mengapa hidup orang lain tampak begitu mulus
dan mudah? Ah, Tuhan tidak adil!
Depresi,
kecewa, dan putus asa menghantui diri kita. Namun, jika mau berpikir kembali,
bijaksanakah kita kalau selalu menyalahkan keadaan? Apakah masalah akan
selesai jika hanya menyalahkan keadaan?
Tidak
ada suatu apapun yang kebetulan di dunia ini. Segalanya telah diatur oleh Yang
Maha Kuasa. Sekecil apapun kejadian itu, tentu merupakan kehendak-Nya. Tuhan
selalu punya alasan mengapa Dia memberikan keadaan demikian kepada kita.
Cermati, sesungguhnya Tuhan ingin Anda mempelajari hikmah dari kejadian
tersebut.
Tuhan
tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dilewati oleh hamba-Nya. Karena itu, percayalah. Mengapa Tuhan memilih Anda untuk menjalani keadaan
sulit yang Anda rasakan, adalah karena Tuhan tahu bahwa Anda mampu melewatinya.
Jika orang lain yang mengalami apa yang Anda alami, belum tentu mereka bisa
sekuat Anda saat ini.
Setiap
kesukaran yang kita alami adalah semata-mata kesempatan untuk mengasah kita
menjadi pribadi yang lebih kuat. Seorang sarjana bekerja sebagai pegawai
kantoran dengan gaji tiga juta per bulan. Di lain pihak, seorang berijazah SMP
mampu menghidupi keluarga lewat usaha tambak ikan dengan penghasilan berkali
lipat. Ya, kesulitan memperoleh pekerjaan sering kali membuat kita berpikir
lebih keras, bagaimana cara memperoleh uang. Jika setiap masalah kita hadapi
dengan pikiran positif, tentu hasil yang positif juga akan kita dapatkan.
Hidup adalah untuk menyelesaikan masalah. Meski tampak bahagia di luar,
setiap orang pasti memiliki masalah sendiri. Ada seorang gadis berparas cantik
dari keluarga berkecukupan. Apapun yang ia inginkan hampir selalu
didapatkannya. Ia memiliki kekasih yang tampan dan perhatian, di samping masih
banyak pria lain yang juga memujanya. Bahagiakah hidupnya? Tidak! Kedua orang
tuanya telah lama bercerai, jika bertemu pun sikapnya seperti kucing dan
anjing. Masing-masing telah menikah lagi. Tak ingin memilih salah satu pihak,
akhirnya si gadis dan adiknya yang masih SMA, memilih untuk tinggal berdua
saja.
No comments:
Post a Comment