09. Air Minum di Gurun
Seorang pria
tersesat di gurun pasir. Ia hampir mati kehausan. Akhirnya, ia tiba di sebuah
rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat
sebuah pompa air. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga.
Tapi, tidak ada air yang keluar.
Lalu
ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus
dan tertempel kertas dengan tulisan,”Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan
air dulu.. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini
lagi sebelum Anda pergi.” Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu
berisi penuh air.
“Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalau tidak berhasil? Tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?” Begitu pikirnya.
“Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalau tidak berhasil? Tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?” Begitu pikirnya.
Untung
suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti nasihat yang tertera
di kertas itu, sekali pun berisiko. Ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke
dalam pompa yang karatan itu dan dengan sekuat tenaga memompanya.
Benar!!
Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya.
Setelah
istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi
kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa
kata di bawah instruksi pesan itu: “Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus mengorbankan semuanya
terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali secara melimpah.
PERCAYALAH!! Inilah kebenaran hukum alam.”
No comments:
Post a Comment