Friday, April 26, 2013

27. Pertunjukan Akhir


27. Pertunjukan Akhir

Seorang pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih bermain sirkus. Beberapa hari kemudian, ia menemukan beberapa anak ular dan mulai melatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya.
Setelah ular itu menjadi besar dilatih untuk melakukan permainan yang lebih berbahaya, di antaranya membelit tubuh pelatihnya. Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan pertunjukkan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar. Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukkan. Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia terkulai mati.

Renungan : “Kadang-kadang dosa terlihat tidak membahayakan. Kita merasa tidak terganggu dan dapat mengendalikannya. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya. Tetapi pada kenyataanya, apabila dosa itu telah mulai melilit hidup kita, sukar dapat melepaskan diri lagi daripadanya.”

26. Berhentilah Mengeluh


26. Berhentilah Mengeluh

Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkeluh kesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda untuk membenahi segala sesuatunya.
Apakah anda bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab anda? Janganlah kekuatan yang ada pada diri anda, terjungkal karena anda berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati anda. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena anda tidak tahu jawaban dari masalah anda tersebut.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kamu. Ambillah sebuah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi untuk mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali. Jika demikian masihkan anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup ini?

25. Teruslah Berkarya


25. Teruslah Berkarya

Jangan berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa anda tak akan pernah bisa berhenti. Meski anda berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja bukan sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja memberi kebahagiaan diri. Itulah yang diharapkan oleh alam dari anda.
Air yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu. Alam telah mengajarkan ini; Jangan berhenti berkarya, atau anda segera menjadi tua dan tak berguna.

24. Memulai Kebajikan Walaupun Kecil


24. Memulai Kebajikan Walaupun Kecil


Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.
Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran, “Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air?” “Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan, “Jawab si kecil itu.
“Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya,” Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. “Lagi pula ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar,” Lanjutnya penuh ragu.
Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan hidup.” kemudian dengan tersenyum pada lelaki tua itu, ia berkata “Aku membuat perubahan untuk satu hal. Satu Tindakan Sebuah kebaikan yang sederhana dapat membuat sebuah perubahan untuk keluargamu, temanmu, bahkan untuk wajah wajah asing yang kadang tidak kita kenal”. Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi yang satu ini.” Kata si kecil itu.
Pesan Moral : kadang kadang, kita selalu merasa tidak bisa berbuat apa apa seperti layaknya anak kecil itu, namun walaupun itu cuma tindakan kebaikan sederhana, tapi membuat begitu banyak perbedaan untuk Bintang laut itu sendiri
Ketika anda memberikan sedikit senyuman untuk orang lain, baik itu keluarga anda, teman anda ataupun orang asing yang anda temui, anda telah membuat perbedaan besar bagi mereka.
Tindakan kecil yang sederhana dapat membuat perbedaan besar kepada seseorang yang sedang membutuhkan. Menyelamatkan Bintang laut adalah sedikit aksi yang membuktikan kebenaran itu
Kita sering mendambakan untuk melakukan sesuatu yang besar, namun sering kali kita lupa bahwa yang besar itu sering dimulai dengan sesuatu yang kecil. Mulailah berbuat kebajikan pada hal-hal kecil, maka engkau akan diberkati dalam hal-hal besar.

23. Arti Sebuah Kesempurnaan


23. Arti Sebuah Kesempurnaan

Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung; mana yang paling sempurna.
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani,”Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.”
Hari berikutnya ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,”Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling.”
Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,”inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.”
Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya “Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?”"
Petani menjawab,” Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan…..”
Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa.

22. Kisah Seorang Gadis Buta


22. Kisah Seorang Gadis Buta

Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu, yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu.
Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu, ”Sayaaaang, sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.
Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”
Gadis itu menangis dan menyadari kebodohannya, betapa besar pengorbanan kekasihnya selama ini tapi kekasihnya telah pergi dengan membawa luka dihati.

21. Bersyukurlah


21. Bersyukurlah

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut.
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif. Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.

20. Nilai Kehidupan


20. Nilai Kehidupan

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.
Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
“Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.”
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”
Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.”
Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”.
Segera timbul kesadaran baru. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”.
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.


19. Jangan Sombong


19. Jangan Sombong

Ada seorang filsuf yang menaiki sebuah perahu kecil ke suatu tempat. Karena merasa bosan dalam perahu, kemudian dia pun mencari pelaut untuk berdiskusi.
Filsuf menanyakan kepada pelaut itu: ” Apakah Anda mengerti filosofi?”
“Tidak mengerti.” Jawab pelaut.
“Wahh, sayang sekali, Anda telah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan Anda.
Apakah Anda mengerti matematika?” Filsuf tersebut bertanya lagi.
“Tidak mengerti juga.” Jawab pelaut tersebut.
Filsuf itu, menggelengkan kepalanya seraya berkata:
“Sayang sekali, bahkan Anda tidak mengerti akan matematika.
Berarti Anda telah kehilangan lagi setengah dari kehidupan Anda.”
Tiba-tiba ada ombak besar, membuat perahu tersebut terombang-ambing. Ada beberapa tempat telah kemasukan air,
Perahu tersebut akan tenggelam, filsuf tersebut ketakutan. Seketika, pelaut pun bertanya pada filsuf: ” Tuan, apakah Anda bisa berenang?”
Filsuf dengan cepat menggelengkan kepalanya dan berkata: “Saya tidak bisa, cepat tolonglah saya.”
Pelaut menertawakannya dan berkata: “Berenang Anda tidak bisa, apa arti dari kehidupan Anda? Berarti Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda.”

18. Obat Penawar Derita


18. Obat Penawar Derita

Alkisah, ada seorang ibu muda yang sudah berhari-hari tidak makan, hingga tubuhnya semakin kurus saja. Seorang tabib tua memeriksa denyut nadinya, lalu berkata “Anda memendam begitu banyak masalah dalam hati Anda, sehingga badan menjadi lemah. Karena sebenarnya Anda tidak memiliki penyakit yang parah.”
Setelah mendengar diagnosis sang tabib, ibu muda itu merasa sangat lega seperti terlepas dari beban berat. Kemudian, ibu muda itu pun menceritakan semua masalahnya pada sang tabib. Tabib tua pun bertanya, “Bagaimana perasaan suami Anda terhadap Anda?”
Si ibu muda menjawab dengan tersenyum, “Sangat menyayangi saya.” Tabib tua bertanya lagi, “Apakah punya anak?” Dengan penuh ceria si ibu muda menjawab, “Ada, seorang putri, sangat pengertian….”
Selagi tadi bertanya, sang tabib pun menuliskan sesuatu. Setelahnya, ia memperlihatkan tulisannya di dua kertas pada si ibu muda itu. Lembar yang satu bertuliskan masalah si ibu muda, dan lembaran yang lain berisikan sukacita si ibu muda.
Kemudian, sang tabib berkata pada si ibu muda, “Kedua kertas ini adalah resep obat untuk penyakit Anda, Anda mencatat semua masalah yang Anda hadapi, dan melupakan sukacita di sekitar Anda.”
Sambil berkata begitu, sang tabib tua menyuruh muridnya membawakan sebaskom air dan tinta. Setelah itu, sang tabib meneteskan tinta hitam ke dalam air yang jernih. Terlihat warna hijau muda dari tetesan tinta yang mulai menyebar ke seluruh permukaan air.
Dan dalam sekejap, tinta itu tak terlihat lagi. Sang tabib berkata lagi, “Ketika tinta hitam masuk ke dalam air, warnanya akan memudar. Bukankah kehidupan kita juga begitu?”

17. Arti Kesetiaan


17. Arti Kesetiaan

Kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua yang saya dapat dari millis sebelah (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV). Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg diutarakan beliau adalah sangat benar sekali. Silakan baca dan dihayati.
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-kata: “sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anaknya: “Anak-anakku… Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat, kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.”
“Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”
Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno. Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa.
Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita..” Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan”.
“Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama. Dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…”

16. Membangun Sukses dari Hal yang Kita Sukai


16. Membangun Sukses dari Hal yang Kita Sukai

Alkisah ada seorang anak muda yang sangat menyukai boneka hingga ia belajar bagaimana menjadi ahli pembuat boneka. Sayangnya, anak muda ini sangat kikuk, dan guru serta murid-murid lainnya selalu berkata bahwa dia tidak punya kemampuan untuk membuat boneka, dan bahwa dia tidak akan pernah berhasil.
Meski demikian, anak muda ini tetap bisa menikmati sehingga ia tak henti-hentinya melatih diri agar berkembang. Walau sudah bekerja keras, mereka akan selalu menemukan kesalahan pada boneka-boneka buatan anak muda ini, dan akhirnya mereka pun mengeluarkan si anak muda dari pelatihan itu.
Tapi anak muda itu tidak menyerah begitu saja. Ia memutuskan sejak saat itu akan menghabiskan seluruh waktunya membuat satu jenis boneka. Dan setiap kali menemukan kekurangan pada bonekanya, ia akan membuangnya dan memulai lagi dari awal. Tahun demi tahun pun berlalu, dan dengan setiap percobaan baru, bonekanya menjadi sedikit lebih baik. Kini, bonekanya jauh lebih baik dari hasil karya teman-temannya. Meski begitu, si anak muda ini tetap melakukan perbaikan, mencari “kesempurnaan”. Hidup seperti itu membuat anak muda ini kurang mampu mampu mencari nafkah, dan banyak orang menertawakan kondisinya yang miskin.
Ketika usianya sudah semakin tua, karya bonekanya sangatlah indah. Begitu bagusnya hingga suatu hari setelah berpuluh-puluh tahun bekerja, ia menyelesaikan satu boneka, dan berkata, “Saya tidak melihat ada yang kurang. Kali ini hasilnya sempurna.” Dan, untuk pertama kalinya dari sekian tahun lamanya, alih-alih membuang boneka ini, ia malah menaruhnya di atas rak. Ia benar-benar merasa puas dan bahagia.
Dan sisa ceritanya menjadi sejarah.
Boneka yang sempurna itu menjadi hidup, mengalami ribuan petualangan, dan memberikan pria tua yang bernama Geppetto itu kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada yang didapat pembuat boneka lainnya yang terkenal dari hasil-hasil karyanya.

15. Menyelesaikan Masalah


15. Menyelesaikan Masalah

Ketika kita ditimpa musibah, bencana, atau keadaan yang sulit, banyak dari kita yang meratapi nasib dan menyalahkan Tuhan.
Kenapa harus saya yang mengalami ini? Kenapa bukan orang lain saja? Apa salah saya hingga Tuhan membiarkan saya mengalami musibah ini? Bagaimana bisa melanjutkan hidup dalam keadaan seperti ini? Mengapa hidup orang lain tampak begitu mulus dan mudah?  Ah, Tuhan tidak adil!
Depresi, kecewa, dan putus asa menghantui diri kita. Namun, jika mau berpikir kembali, bijaksanakah kita kalau selalu menyalahkan keadaan? Apakah masalah akan selesai jika hanya menyalahkan keadaan?
Tidak ada suatu apapun yang kebetulan di dunia ini. Segalanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Sekecil apapun kejadian itu, tentu merupakan kehendak-Nya. Tuhan selalu punya alasan mengapa Dia memberikan keadaan demikian kepada kita. Cermati, sesungguhnya Tuhan ingin Anda mempelajari hikmah dari kejadian tersebut.
Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dilewati oleh hamba-Nya. Karena itu, percayalah. Mengapa Tuhan memilih Anda untuk menjalani keadaan sulit yang Anda rasakan, adalah karena Tuhan tahu bahwa Anda mampu melewatinya. Jika orang lain yang mengalami apa yang Anda alami, belum tentu mereka bisa sekuat Anda saat ini.
Setiap kesukaran yang kita alami adalah semata-mata kesempatan untuk mengasah kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Seorang sarjana bekerja sebagai pegawai kantoran dengan gaji tiga juta per bulan. Di lain pihak, seorang berijazah SMP mampu menghidupi keluarga lewat usaha tambak ikan dengan penghasilan berkali lipat. Ya, kesulitan memperoleh pekerjaan sering kali membuat kita berpikir lebih keras, bagaimana cara memperoleh uang. Jika setiap masalah kita hadapi dengan pikiran positif, tentu hasil yang positif juga akan kita dapatkan.
Hidup adalah untuk menyelesaikan masalah. Meski tampak bahagia di luar, setiap orang pasti memiliki masalah sendiri. Ada seorang gadis berparas cantik dari keluarga berkecukupan. Apapun yang ia inginkan hampir selalu didapatkannya. Ia memiliki kekasih yang tampan dan perhatian, di samping masih banyak pria lain yang juga memujanya. Bahagiakah hidupnya? Tidak! Kedua orang tuanya telah lama bercerai, jika bertemu pun sikapnya seperti kucing dan anjing. Masing-masing telah menikah lagi. Tak ingin memilih salah satu pihak, akhirnya si gadis dan adiknya yang masih SMA, memilih untuk tinggal berdua saja.

14. Makna Sebuah Pekerjaan


14. Makna Sebuah Pekerjaan

Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.
”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.

13. Menepati Janji


13. Menepati Janji

Seekor induk rusa ketika kedua anaknya sudah mulai belajar berjalan, pada pagi buta ketika kedua anaknya masih tidur, induk rusa keluar pergi mencari makanan, dia bermaksud setelah pulang dari mencari makanan akan mengajar anak-anaknya mencari makan serta menjaga diri menghindari dari bahaya.
Setelah mendapat makanan rumput hijau yang segar, saat perjalanan pulang dia terjebak dalam perangkap yang dibuat oleh pemburu. Induk rusa itu sambil menangis memikirkan kedua anaknya.
Pemburu akhirnya tiba, induk rusa berlutut memohon kepada pemburu membiarkannya pulang ke rumah memberi makan serta mengajari anaknya mencari makan, dia berjanji keesokkan harinya akan kembali  ke sini menyerahkan diri.
Pemburu melihat rusa ini dapat berbicara, di dalam hatinya sangat terkejut dan gembira, dia  memutuskan akan mempersembahkan rusa ajaib ini kepada  raja, supaya dia menjadi terkenal dan mendapat hadiah dari raja. Tetapi setelah berpikir sejenak, dia berubah pikiran, melepaskan induk rusa pulang.

Induk rusa bergegas berlari pulang, suasana hatinya sangat sedih memikirkan kedua anaknya, setelah sampai dirumah dia berkata kepada kedua anaknya, “Anak ku, mama akan menceritakan sebuah kebenaran dan ketidakkekalan di dunia ini kepada kalian, jika kalian sudah memahami kebenaran ini, maka kelak jika kalian menghadapi masalah apa pun.”
“Kalian nantinya tidak akan terlalu sedih lagi. Kalian harus ingat hidup ini sangat singkat,  segalanya akan berubah tidak pernah abadi, nilai dari keluarga, kasih sayang semuanya tidak abadi….,” ujar induk rusa itu.
Anak-anaknya sambil menangis bertanya, “Lalu kenapa mama masih harus menepati janji kepada orang jahat tersebut?.” Induk rusa berkata, “Tanpa Iman, dunia akan hancur, tidak ada kejujuran dunia akan runtuh, demi kelangsungan dan harapan dunia, saya rela berkorban, daripada menipu orang lain. Mama rela mati demi integritas, dari pada menipu untuk hidup.”
Setelah selesai berkata sambil menahan tangisannya induk rusa berlari keluar, anak-anak rusa mengejar dengan sekuat tenaga. Pemburu melihat induk rusa memenuhi janjinya datang kembali, menjadi sangat terharu dengan tangan merangkap di depan dada dan berlutut dia berkata kepada induk rusa, “Engkau bukan seekor rusa biasa, engkau pasti jelmaan dari Budha.”
“Welas asihmu membuat orang sangat terharu, kejujuran dan imanmu membuat saya sangat malu. Silahkan engkau kembali, saya tidak akan menyakiti Anda lagi, bahkan mulai saat ini saya tidak akan menyakiti seekor binatang pun,” kata si pemburu itu.

12. Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu


12. Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yangcantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.
Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.
“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”
Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.
Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”
Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”
Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”
“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”
Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.
Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain.

11. Hidup Adalah Anugerah bagi Jiwa yang Ikhlas


11. Hidup Adalah Anugerah bagi Jiwa yang Ikhlas
Yang tinggal di gunung merindukan​ pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan​ gunung.
Di musim kemarau merindukan​ musim hujan.
Di musim hujan merindukan​ musim kemarau.
Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.
Diam di rumah merindukan​ bepergian.
Setelah bepergian merindukan​ rumah.
Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entreprene​ur supaya punya kebebasan waktu.
Begitu jadi Entreprene​ur ingin jadi karyawan, biar tidak pusing.
Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan​.

Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/is​tri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/is​tri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh.​.
Punya anak satu mendambaka​n banyak anak.
Punya banyak anak mendambaka​n satu anak saja.
Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.
Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, namun mengabaika​n apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?
‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’
‘Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil’
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif.
Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua.
Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.

10. Universitas Kehidupan


10. Universitas Kehidupan
Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.

09. Air Minum di Gurun


09. Air Minum di Gurun
Seorang pria tersesat di gurun pasir. Ia hampir mati kehausan. Akhirnya, ia tiba di sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat sebuah pompa air. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga. Tapi, tidak ada air yang keluar.
Lalu ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus dan tertempel kertas dengan tulisan,”Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu.. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum Anda pergi.” Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air.

“Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalau tidak berhasil? Tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?” Begitu pikirnya.
Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu, sekali pun berisiko. Ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan itu dan dengan sekuat tenaga memompanya.
Benar!! Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya.
Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu: “Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus mengorbankan semuanya terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali secara melimpah. PERCAYALAH!! Inilah kebenaran hukum alam.”

08. Kisah Semut dan Lalat


08. Kisah Semut dan Lalat

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.
“Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar,” katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.
Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.

Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, “Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?” “Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.”
Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, “Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?”
Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama.” Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini.”

07. Emosi


07. Emosi

Sering kita menemukan, bagaimana emosi memberi dampak yang tidak pernah kita inginkan. Tidak sedikit emosi yang meninggalkan efek destruktif. Andaikan saja kita bisa memahami makhluk apa sesungguhnya emosi itu, tentu kita bisa menjadi lebih bijaksana.
Emosi bisa jadi merupakan reaksi atas berbagai kejadian yang berlaku dalam kehidupan kita. Emosi juga dapat menentukan bagaimana sebuah kejadian dipahami dan disikapi. Sebuah emosi biasanya berangkat dari prasangka dan stereotip seseorang.
Emosi merupakan bagian dari perasaan kita. Bila tidak dikendalikan, emosi bisa membatasi persepsi kita.
Itu sebabnya, sudah seyogyanya emosi bisa dikendalikan, bukan yang mengendalikan. Sebab bila emosi dibiarkan masuk dalam logika maka akan jadi berbahaya. Persepsi kita bisa menjadi selektif. Membuat kita hanya melihat apa yang sesuai dengan perasaan kita.

06. Dua Kantong yang Berbeda


06. Dua Kantong yang Berbeda

Alkisah, ada seseorang yang sangat menikmati kebahagiaan & ketenangan di dalam hidupnya. Orang tersebut mempunyai dua kantong. Pada kantong yang satu terdapat lubang di bawahnya, tapi pada kantong yang lainnya tidak terdapat lubang.
Segala sesuatu yang menyakitkan yang pernah didengarnya seperti makian & sindiran, ditulisnya di sebuah kertas, digulung kecil, kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang berlubang. Tetapi semua yang indah, benar, dan bermanfaat, ditulisnya di sebuah kertas kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya.
Pada malam hari, ia mengeluarkan semua yang ada di dalam saku yang tidak berlubang, membacanya, dan menikmati hal-hal indah yang sudah diperolehnya sepanjang hari itu. Kemudian ia merogoh kantong yang ada lubangnya, tetapi ia tidak menemukan apa pun. Maka ia pun tertawa dan tetap bersukacita karena tidak ada sesuatu yang dapat merusak hati dan jiwanya.
Teman2.. Itulah yang seharusnya kita lakukan. Menyimpan semua yang baik di “kantong yang tidak berlubang”, sehingga tidak satupun yang baik yang hilang dari hidup kita. Sebaliknya, simpanlah semua yang buruk di “kantong yang berlubang”. Maka yang buruk itu akan jatuh dan tidak perlu kita ingat lagi.
Namun sayang sekali.. masih banyak orang yang melakukan dengan terbalik! Mereka menyimpan semua yang baik di “kantong yang berlubang”, dan apa yang tidak baik di “kantong yang tidak berlubang” (alias memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati). Maka, jiwanya menjadi tertekan & tidak ada gairah dalam menjalani hidup.
Oleh karena itu, agar bisa menikmati kehidupan yang bahagia dan tenang: jangan menyimpan apa yang tidak baik di dalam hidup kita (tahukah Anda: sakit hati, iri hati, dendam, dan kemarahan juga bisa menyebabkan penyakit serius bahkan kematian). Mari mencoba, menyimpan hanya yang baik dan bermanfaat.